Dihadapan para pemimpin media, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan bahwa dirinya adalah salah satu korban pers lantaran pemberitaan media yang berasal dari sumber yang tidak jelas dan tidak bertanggung jawab.
Penggunaan media sosial sebagai sumber berita dinilai tidak akurat dan hanya mengandung fitnah yang memicu kritik dan kecaman. Namun, ia tetap berterimakasih karena hal itu menjadi cambuk baginya untuk melaksanakan tugasnya lebih baik lagi.
“Saya salah satu korban pers, tetapi sekaligus saya berterima kasih kepada pers. Kalau saya tidak dikritik, dikecam sejak hari pertama saya jadi Presiden, mungkin saya sudah jatuh,” ujarnya.
Pernyataan ini disampaikan saat memberikan sambutan dalam silaturahim dengan Pengurus Pusat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) periode 2013-2015 di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Rabu (23/10).
Ia mengungkapkan kesimpangsiuran pemberitaan media terkait penunjukan Komjen Pol Sutarman sebagai Kapolri Timur Pradopo. Pemberitaan itu tidak sesuai dengan fakta dan tidak dicek kepada pengambil kebijakan. Padahal pengangkatan itu dianggap sudah sesuai dengan Undang-Undang dan aturan yang berlaku.
Di akhir dari sambutannya, presiden mengingatkan agar peranan media di era kebebasan pers ini dapat terjaga dan tidak disalahgunakan. “Ingat Lord Acton, power trend to corrupt, power absolutely, absolutely corrupt (kekuasaan cenderung korup, kekuasaan absolute, pasti korup),” imbuhnya.
Terdapat dua poin penting yang perlu diperhatikan baik oleh media maupun pemerintah. Media sebagai pelayan publik selayaknya memberitakan informasi yang akurat dan berimbang, sementara pemerintah dan media seharusnya dapat bekerja sama dengan baik.
Baca Juga Artikel Lainnya:
Royal Wedding Keraton Jadi Sorotan Besar Media
Jika Berprestasi, Ratusan Preman Dapat Jadi Atlet
Pastikan Tidak Ada Grafikasi, Sultan Minta KPK Periksa Kado Putrinya
Baptisan Pangeran George Diharap Menjadi Inspirasi
Para Difable Yang Menginspirasi
Sumber : Antaranews.com | Jawaban.com | Lori